Sabtu, Agustus 23, 2008

Habib Sholeh Tanggul, Ulama Habaib Karismatik

Beliau adalah seorang wali qutub yang lebih dikenal dengan nama Habib Sholeh Tanggul, ulama karismatik yang berasal dari Hadramaut pertama kali melakukan dakwahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M dan menetap di daerah tanggul Jember Jawa Timur. Habib Sholeh lahir tahun 1313H dikota Korbah , ayahnya bernama Muhsin bin Ahmad juga seorang tokoh ulama dan wali yang sangat di cintai masyarakat , Ibunya bernama Aisyah ba Umar.

Sejak kecil Habib Sholeh gemar sekali menuntut ilmu , beliau banyak belajar dari ayahandanya yang memang seorang Ahli ilmu dan Tashauf , berkat gembelengan dan didikan dari ayahnya Habib sholeh memilki kegelisahan Batiniyah yang rindu akan Alloh Swt dan Rindunya Kepada Rosululloh SAW, akhirnya beliau melakukan Uzlah ( Mengasingkan diri) selama hampir 7 tahun sepanjang waktu selama beruzlah Habib Sholeh memperbanyak Baca al quran , Dzikir dan membaca Sholawat . Hingga Akhirnya Habib Sholeh Di datangi Oleh tokoh Ulama yang juga wali Quthub Habib Abu bakar bin Muhammad assegaf dari Gresik, Habib Sholeh Diberi sorban hijau yang katanya Sorban tersebut dari Rosululloh SAW dan ini menurut Habib Abu bakar assegaf adalah suatu Isyarat bahwa Gelar wali Qhutub yang selama ini di sandang oleh habib Abubakar Assegaf akan diserahkan Kepada Habib Sholeh Bin Muhsin , Namun Habib sholeh Tanggul merasa bahwa dirinya merasa tidak pantas mendapat gelar Kehormatan tersebut. Sepanjang Hari habib Sholeh tanggul Menangis memohon kepada Alloh Swt agar mendapat Petunjuknya.

Dan suatu ketika habib Abyubakar Bin Muhammad assegaf gresik mengundang Habib sholeh tanggul untuk berkunjung kerumahnya , setelah tiba dirumah habib Abubakar Bin Muhammad assegaf menyuruh Habib Sholeh tanggul untuk melakukan Mandi disebuah kolam Milik Habib Abu bakar Assegaf , setelah mandi habib Sholeh tanggul di beri Ijazah dan dipakaikan Sorban kepadanya. Dan hal tersebut merupakan Isyarat Bahwa habib Abubakar Bin Muhammad Assegaf telah memberikan Amanat kepada Habib sholeh tanggul untuk melanjutkan Da’wak kepada masyrakat.

Habib Sholeh mulai melakukan berbagai aktifitas dakwahnya kepada Masyarakat, dengan menggelar berbagai Pengajian-pengajian . Kemahiran beliau dalam penyampaian dakwahnya kepada masyarakat membuat beliau sangat dicintai , dan Habib sholeh Mulai dikenal dikalangan Ulama dan habaib karena derajat keimuan serta kewaliaan yang beliau miliki. Habib sholeh tanggul sering mendapat Kunjungan dari berbagai tokoh ulama serta habaib baik sekedar untuk bersilahturahim ataupun untuk membahas berbagai masalah keaganmaan, bahkan para ulama serta habaib di tanah air selalu minta didoakan karena menurut mereka doa Habib sholeh tanggul selalu di kabulkan oleh alloh SWt, Pernah suatu ketika habib Sholeh tanggul berpergian dengan habib Ali Al habsy Kwitang dan Habib ali bungur dalam perjalanan Beliau melihat kerumunan Warga yang sedang melaksanakan sholat Istisqo’ ( Sholat minta hujan ) karena musim kemarau yang berkepanjangan , lalu Habib sholeh Memohon kepada alloh Untuk menurunkan Hujan maka seketika itupula hujan turun. Beliau berpesan kepada jama’ah Majlis ta’limnya apabila do’a-doa kita ingin dikabulkan oleh Alloh Swt jangan sekali-kali kita membuat alloh murka dengan melakukan Maksiyat, Muliakan orang tua mu dan beristiqomalah dalam melaksanakan sholat subuh berjama’ah.

Habib Sholeh berpulang kerahmatulloh pada tanggal 7 Syawal 1396H atau sekitar tahun 1976, hingga sekarang karamah beliau yang tampak setelah beliau meninggal adalah bahwa maqom beliau tidak pernah sepi dari para jamaah yang datang dari berbagai daerah untuk berziarah apalagi waktu perayaan haul beliau yang diadakan setiap hari kesepuluh di bulan syawal ribuan orang akan tumpah ruah kejalan untuk memperingati haul beliau.

Minggu, Agustus 17, 2008

Orang Yang Sukses...

"Orang yang sukses adalah orang yang istiqomah di dalam amal baik."

(Habib Alwi bin Muhammad bin Tohir Al-Haddad)

Minggu, Agustus 10, 2008

Undangan Haul dan Ziarah Kubra Ulama dan Auliya' Palembang Darussalam Tahun 2008

Assalamualaikum,
Dengan harapan untuk mendapatkan redha dan rahmat Allah SWT serta keberkahan dari wali-waliNya , maka kami mengundang anda sekalian untuk menghadiri acara :

Rauhah & Haul Al Faqihil Muqadam Tsani Habib Abdurrahman As-Seggaf
Yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari: Sabtu
Tarikh: 21 Syaaban 1429H/23 Ogos 2008
Waktu: Selepas Asar (Solat Asar Berjemaah)
Tempat: Gedung Baalawi 10 Ilir (Sungai Bayas) Palembang

Ziarah Kubra Ulama dan Auliya’ Palembang Darussalam

Yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari: Sabtu
Tarikh: 22 Syaaban 1429H/24 Ogos 2008
Waktu:
1. 06.30 - 08.30 (Haul Habib Abdullah bin Idrus Shahab serta Habib Abdurrahman bin Ahmad Bin Hamid, Sungai Bayas)
2. 8.30 - Selesai (Ziarah Kubra Ulama dan Auliya’ Palembang Darussalam. Semoga Allah SWT meringankan kaki kita, untuk menghadiri acara yang penuh berkah ini)
Informasi:
Abdullah Farhan Syeikh Abubakar (0711-7331004 / 08153813115)
Ustaz Mahdi Muhammad Syahab (0711-7317060 / 08194869677)
Abdullah Syukri Syahab (0711-7037756 / 081532753400
Gasim bin Abdullah Alkaf (0711-7012313)


http://ibnsyihab.wordpress.com

Minggu, Agustus 03, 2008

Memandang Sisi Yang Baik

Seorang hamba dituntut untuk meminta kepada Tuhannya agar dapat melihat kebaikan-kebaikan para makhluk-Nya, juga agar dapat menutupi aib-aib mereka.

Jika ia telah menyaksikan kebaikan-kebaikan mereka, maka ia akan berprasangka baik (husnuddhon) kepada mereka. Jika ternyata ia belum melaksanakan kebajikan yang telah mereka lakukan , maka hendaknya ia berusaha dengan sungguh-sungguh, dan bertawajjuh kepada Allah agar Ia menganugerahkan kebaikan-kebaikan itu kepadanya, karena ia tidak akan memperoleh apa pun kecuali dengan pertolongan Tuhannya. Dengan berbuat demikian, Allah akan memudahkan dan menyampaikannya pada kebaikan tersebut. Karena barang siapa memohon pertolongan kepada Allah,niscaya ia akan diberi petunjuk ke jalan yang lurus.

“Kalian semua sesat kecuali yang telah Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, nanti Aku akan memberi petunjuk kepada.” (HR Muslim, Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad, baihaqi dan Darimi)

Jika kebaikan yang ia miliki ternyata lebih baik dan lebih sempurna, maka hendaknya ia meminta agar Allah menambah kebaikannya, bersyukur atas taufik yang diberikan Allah kepadanya, dan bersyukur karena Allah telah mengkhususkannya untuk memperoleh kebaikan itu. Jika ia berbuat demikian, ia akan memperoleh kebaikan tambahan.

Jangan sampai kebaikan itu membuatnya merasa ujub (berbangga diri). Jangan sampai ia memandang dirinya lebih baik dari yang lain, jangan sampai karunia yang diberikan Allah kepadanya menimbulkan perasaan sombong. Karena, sesungguhnya dirinya dan juga orang lain berada dalam tawanan kekuasaan dan kehendak Allah. Ia seharusnya merasa takut jika suatu waktu Allah mencabut kebaikan-kebaikannya kemudian memberikannya kepada orang-orang lain, dan sebagai gantinya, ia melaksanakan keburukan-keburukan
mereka.

Jika Allah menunjukkan keburukan seseorang, maka ia dituntut untuk berakhlak dengan akhlak Tuhannya Yang Maha Pengasih, yakni mengasihi mereka dan menutupi aib-aibnya. Karena sesungguhnya keburukan yang Allah tampakkan adalah rahasia yang dipercayakan Allah kepadanya dengan tujuan agar ia dapat menyimpan rahasia itu, kemudian dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut memberikan nasihat kepada orang itu, atau melalui sindiran, atau dengan cara lain yang baik sebagaimana teguran Rasulullah SAW kepada para sahabatnya:

“Mengapa sekelompok orang berbuat demikian, hendaknya mereka menghentikan perbuatannya.” (C:13)

(Mutiara Kata & Nasihat Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr Al-Jufri)